SLANK

slank Mp3

Profile

My Photo
SCML
Metro, Lampung, Indonesia
Kesekretariatan : jln A.M Bangsawan No.02-04 Kel. Imopuro Kec. Metro Pusat Kota Metro Hotline : Surya @ 081933552721
View my complete profile

slankdotcom On Twitter

    Slankography

    Album Studio :
    • 1990 - Suit... Suit... He... He... (Gadis Sexy)
    • 1991 - Kampungan
    • 1993 - Piss!
    • 1995 - Generasi Biru
    • 1996 - Minoritas
    • 1996 - Lagi Sedih
    • 1997 - Tujuh
    • 1998 - Mata Hati Reformasi
    • 1999 - 999+09Double Album
    • 2001 - Virus
    • 2003 - Satu Satu
    • 2004 - Road to Peace
    • 2005 - PLUR
    • 2006 - Slankissme
    • 2007 - Slow But Sure
    • 2008 - Slank - The Big Hip
    • 2009 - Anthem For The Broken Hearted
    • 2010 - Jurus Tandur no. 18

    Album Live :
    • 1998 - Konser Piss 30 Kota
    • 2001 - Virus Roadshow
    • 2003 - Bajakan

    Album Soundtrack :
    • 2007 - Original Soundtrack "Get Married"
    • 2009 - Original Soundtrack Generasi Biru
    • 2009 - Original Soundtrack "Get Married 2"

    Followers

    Slanker Club Metro Lampung. Powered by Blogger.
    Soe Hok Gie di Puncak Pangrango, 1967
    Soe Hok Gie, saya pertama kali tau tentang dia dari film yang berjudul GIE, di angkat dari buku catatan hariannya. Yang saya tau pertama kali tentang dia adalah seorang tokoh mahasiswa yang mencoba melawan segala kebusukan-kebusukan terselubung yang mengorbankan rakyat kecil. Tokoh mahasiswa yang berpikir aktif dalam melakukan sebuah tindakan yang menurutnya benar. Sembrono dan ceroboh tapi tetap berjalan dengan kebenaran dan fakta yang seharusnya memang di lakukan. Tak ada takut dalam mengungkap kemunafikan petinggi-petinggi pemerintahan dalam masa itu. Sunggu aktifis yang sudah jarang dijumpai saat ini. Patut di jadikan sebagai pedoman oleh mahasiswa-mahasiswa yang hanya lebih ke ikut-ikutan daripada melakukan hal yang lebih penting ketimbang tawuran, teriak sana teriak sini tapi kosong .


    Brikut ini kutipan yang saya dapat dari wikipedia :
    =========================================================

    Soe Hok Gie (lahir di Djakarta17 Desember 1942 – meninggal di Gunung Semeru,16 Desember 1969 pada umur 26 tahun) adalah salah seorang aktivis Indonesia danmahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jurusan Sejarah tahun 19621969.
    Soe Hok Gie menamatkan pendidikan SMA di Kolese Kanisius. Nama Soe Hok Gie adalah dialek Hokkian dari namanya Su Fu-yi dalam bahasa Mandarin (Hanzi: 蘇福義). Leluhur Soe Hok Gie sendiri adalah berasal dari provinsi HainanRepublik Rakyat Cina.
    Ia adalah seorang anak muda yang berpendirian yang teguh dalam memegang prinsipnya dan rajin mendokumentasikan perjalanan hidupnya dalam buku harian. Buku hariannya kemudian diterbitkan dengan judul Catatan Seorang Demonstran(1983).
    Soe Hok Gie adalah anak keempat dari lima bersaudara keluarga Soe Lie Piet alias Salam Sutrawan. Dia adik kandung Arief Budiman atau Soe Hok Djin, dosenUniversitas Kristen Satya Wacana yang juga dikenal vokal dan sekarang berdomisili di Australia.
    Hok Gie dikenal sebagai penulis produktif di beberapa media massa, misalnya KompasHarian KamiSinar HarapanMahasiswa Indonesia, dan Indonesia Raya. Sekitar 35 karya artikelnya (kira-kira sepertiga dari seluruh karyanya) selama rentang waktu tiga tahun Orde Baru, sudah dibukukan dan diterbitkan dengan judul Zaman Peralihan (Bentang, 1995).

    Catatan Seorang Demonstran
    Juga skripsi sarjana mudanya perihal Sarekat Islam Semarang, tahun 1999 diterbitkan Yayasan Bentang dengan judul Di Bawah Lentera Merah. Sebelumnya, skripsi S1-nya yang mengulas soal pemberontakan PKI di Madiun, juga sudah dibukukan dengan judul Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan (Bentang, 1997).
    Sebagai bagian dari aktivitas gerakan, Soe Hok Gie juga sempat terlibat sebagai staf redaksiMahasiswa Indonesia, sebuah koran mingguan yang diterbitkan oleh mahasiswa angkatan 66 diBandung untuk mengkritik pemerintahan Orde Lama.
    Hok Gie meninggal di gunung Semeru tahun 1969 tepat sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-27 akibat menghirup asap beracun di gunung tersebut. Dia meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis.
    Pada tahun 2005, catatan hariannya menjadi dasar bagi film yang disutradarai Riri RizaGie, dengan Nicholas Saputra berperan sebagai Hok Gie.
    =========================================================
    Benar2 seseorang yang penuh semangat dan keinginan yang kuat untuk merubah sesuatu. Selain aktivis mahasiswa yang aktif, Soe Hok Gie adalah seorang yang mencintai alam. Dalam sela-sela harinya yang senggang Soe Hok Gie dan kawan-kawan nya menyempatkan waktu untuk pergi mendaki gunung. Menyatu dengan alam setelah penat dengan bau busuk politik.

    Gie juga adalah seorang yang puitis, Berikut puisi yang telah dia buat :

    =========================================================

    Sebuah Tanya
    “akhirnya semua akan tiba
    pada suatu hari yang biasa
    pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
    apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
    memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
    sambil membenarkan letak leher kemejaku”
    (kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi
    kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
    meresapi belaian angin yang menjadi dingin)
    “apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
    ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”
    (lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)
    “apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu. kita begitu berbeda dalam semua
    kecuali dalam cinta?”
    (haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah2 yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti kabut pagi itu)
    “manisku, aku akan jalan terus
    membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
    bersama hidup yang begitu biru”

    (Puisi Gie)
    ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke mekkah
    ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di miraza
    tapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu sayangku
    bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
    atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mendala wangi
    ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danang
    ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra
    tapi aku ingin mati di sisimu sayangku
    setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
    tentang tujuan hidup yang tak satu setanpun tahu
    mari, sini sayangku
    kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku
    tegakklah ke langit atau awan mendung
    kita tak pernah menanamkan apa-apa,
    kita takkan pernah kehilangan apa-apa”
    =========================================================
    Entahlah apa yang membuat saya merinding setiap membaca puisi itu. Mungkin karena maknanya yang benar-benar mengena di hati saya.
    Belum lagi jika kalian membaca kata-kata Gie yang benar-benar berarti dan bermakna berikut ini :
    =========================================================
    • Pertanyaan pertama yang harus kita jawab adalah: Who am I? Saya telah menjawab bahwa saya adalah seorang intelektual yang tidak mengejar kuasa tapi seorang yang ingin mencanangkan kebenaran. Dan saya bersedia menghadapi ketidak-populeran, karena ada suatu yang lebih besar: kebenaran.
    • Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur yang kotor. Tapi suatu saat di mana kita tidak dapat menghindari diri lagi, maka terjunlah.
    • Guru yang tak tahan kritik boleh masuk keranjang sampah. Guru bukan Dewa dan selalu benar, dan murid bukan kerbau.
    • Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.
    • Saya memutuskan bahwa saya akan bertahan dengan prinsip-prinsip saya. Lebih baik diasingkan daripada menyerah terhadap kemunafikan.
    • Mimpi saya yang terbesar, yang ingin saya laksanakan adalah, agar mahasiswa Indonesia berkembang menjadi "manusia-manusia yang biasa". Menjadi pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi yang bertingkah laku sebagai seorang manusia yang normal, sebagai seorang manusia yang tidak mengingkari eksistensi hidupnya sebagai seorang mahasiswa, sebagai seorang pemuda dan sebagai seorang manusia.
    • Saya ingin melihat mahasiswa-mahasiswa, jika sekiranya ia mengambil keputusan yang mempunyai arti politis, walau bagaimana kecilnya, selalu didasarkan atas prinsip-prinsip yang dewasa. Mereka yang berani menyatakan benar sebagai kebenaran, dan salah sebagai kesalahan. Dan tidak menerapkan kebenaran atas dasar agama, ormas, atau golongan apapun.
    • Masih terlalu banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa. Mementingkan golongan, ormas, teman seideologi dan lain-lain. Setiap tahun datang adik-adik saya dari sekolah menengah. Mereka akan jadi korban-korban baru untuk ditipu oleh tokoh-tokoh mahasiswa semacam tadi.
    • Sejarah dunia adalah sejarah pemerasan. Apakah tanpa pemerasan sejarah tidak ada? Apakah tanpa kesedihan, tanpa pengkhianatan, sejarah tidak akan lahir?
    • Bagiku perjuangan harus tetap ada. Usaha penghapusan terhadap kedegilan, terhadap pengkhianatan, terhadap segala-gala yang non humanis…
    • Kita seolah-olah merayakan demokrasi, tetapi memotong lidah orang-orang yang berani menyatakan pendapat mereka yang merugikan pemerintah.
    • Bagi saya KEBENARAN biarpun bagaimana sakitnya lebih baik daripada kemunafikan. Dan kita tak usah merasa malu dengan kekurangan-kekurangan kita.
    • Potonglah kaki tangan seseorang lalu masukkan di tempat 2 x 3 meter dan berilah kebebasan padanya. Inilah kemerdekaan pers di Indonesia.
    • To be a human is to be destroyed.
    • Saya tak mau jadi pohon bambu, saya mau jadi pohon oak yang berani menentang angin.
    • Saya putuskan bahwa saya akan demonstrasi. Karena mendiamkan kesalahan adalah kejahatan.
    • I’m not an idealist anymore, I’m a bitter realist.
    • Saya kira saya tak bisa lagi menangis karena sedih. Hanya kemarahan yang membuat saya keluar air mata.
    • Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan: dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan.
    • Saya tak tahu mengapa, Saya merasa agak melankolik malam ini. Saya melihat lampu-lampu kerucut dan arus lalu lintas jakarta dengan warna-warna baru. Seolah-olah semuanya diterjemahkan dalam satu kombinasi wajah kemanusiaan. Semuanya terasa mesra tapi kosong. Seolah-olah saya merasa diri saya yang lepas dan bayangan-bayangan yang ada menjadi puitis sekali di jalan-jalan. Perasaan sayang yang amat kuat menguasai saya. Saya ingin memberikan sesuatu rasa cinta pada manusia, pada anjing-anjing di jalanan, pada semua-muanya.
    • Tak ada lagi rasa benci pada siapapun. Agama apapun, ras apapun dan bangsa apapun. Dan melupakan perang dan kebencian. Dan hanya sibuk dengan pembangunan dunia yang lebih baik.

    =========================================================
    Bagaimana ? Apakah saya, kamu, dia, mereka sudah mendapat sesuatu yang berharga dari bacaan ini ? Semoga artikel sederhana ini bisa menjadi motivasi sendiri tidak hanya dari kalangan mahasiswa saja, tetapi semua orang berhak menjadi seperti Soe Hok Gie. Jangan pernah berpikir tanpa gelar mahasiswa adalah sesuatu yang menerbelakangkan kita. Justru seharusnya kita harus membuktikan bahwa seseorang yang bukan mahasiswa dapat merubah atau menjadi sesuatu .
    Ayo Mahasiswa indonesia, Buktikan bahwa kalian tidak di tunggangi. keluarkan semua uneg-uneg tentang kebusukan-kebusukan yang kalian ketahui. Turun ke jalan suarakan rintihan kami, Kami yang selama ini sulit tuk berbuat sesuatu karna keterasingan dari suara kami sendiri. Kalian adalah mahasiswa yang harus menyuarakan kebungkaman kami. Jangan takut kawan, Bertindaklah tuk perubahan.
    Go Mahasiswa INDONESIA !!!!!!!!!!
    =========================================================
    Sumber : 
    =========================================================